Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2022

Kajian Semiotika Karya Seni Rupa

  Semiotika Sebagai Jembatan Kritik      Untuk menerjemahkan pemikiran yang cukup cerdas dan lumayan edan ini, barangkali pendekatan semiotik akan banyak membantu penulisan kritik seni (karya) agar bernuansa lebih demokratis, plural, dan transdisipliner. Dan kita sepakati terlebih dahulu bahwa karya sebentuk pamplet ini adalah bagian dari aktifitas seni manusia yang menyimpan banyak pesan dan arti.      Sebab pada dasarnya, penjelajahan semiotik sebagai metode kajian ke dalam berbagai cabang keilmuan – dalam hal ini kritik seni rupa – dimungkinkan karena ada kecenderungan untuk memandang berbagai wacana sosial sebagai fenomena bahasa. Artinya, bahasa dijadikan model dalam berbagai wacana sosial. Bertolak dari pandangan semiotika tersebut, jika seluruh praktik sosial dapat dianggap sebagai fenomena bahasa maka semuanya termasuk seni rupa dan kritik seni (seperti pamplet misalnya) dapat juga dipandang sebagai tanda-tanda. Hal itu dimungkinkan karena luasnya pengertian tanda itu sendiri.