JURNAL 1
Objek :
Puncak Keheningan Karya Koeboe Sarawan

Puncak Keheningan
Lukisan Koeboe Sarawan
Puncak Keheningan II, 2010, 200 x152 cm oil on
canvas. (Foto Repro Dokumen Koeboe
Sarawan)
Pendekatan :
Bentuk visual yang seolah mengajak penonton
untuk melakukan perenungan mendalam, dan dengan
sajian bentuk-bentuk visual yang unik sering dipahami
penikmat seni sebagai karakter visual seni lukis
Koeboe Sarawan
Analisis :
Seni lukis adalah hasil ekspresi seseorang
individu yang penuh cita ingin menyampaikan impuls
hatinya, hasrat pernyataan atau manifestasi
keakuannya sebagai kehadirannya di tengah-tengah
masyarakat tanpa ikut campur tangan dan kehendak
di luar dirinya.
Pengalaman yang dirujuk pada hal-hal yang
unik, sedih, senang, mistis atau hal-hal yang tidak
wajar inilah yang mampu memberikan pemahaman
lebih bagi Koeboe. Baik dalam proses penciptaan seni
lukis, ataupun sebuah pengendapannya terhadap
hakikat seni. Sehingga kreativitas yang dikenal
sebagai kemampuan manusia untuk mencipta hal baru
tidak lebih berawal dari internalisasi Koeboe terhadap
suatu objek atau permaslahan yang ada
disekelilingnya.
Pada lukisan ini Koeboe menghadirkan tiga
sosok bikhu sedang bermeditasi dengan posisi duduk
“bersila”. Dua figur bhiku dihadirkan condong di sebelah
kanan, dan satu bikhu diposisikan di sebelah kiri. Figur
bhiku yang hadir paling kiri atau nampak paling
belakang dilukiskan dengan menghadap ke belakang,
sehingga yang nampak daripada sosok figur ini adalah
kepala menunduk, dan punggung terbalut dengan jubah
merah gelap kecoklatan yang menjuntai.
Unsur-unsur seni rupa seperti titik, garis,
dan bidang dalam lukisan nampak dalam wujud
bentuk atau figur. Namun demikian, peran titik dalam
lukisan cukup penting, sebab dengan titik inilah
kesan detail mampu tercapai. Sedangkan untuk
warna dalam lukisan ini cukup fareatif yakni warna
merah, kuning, biru, ungu, coklat, hijau, orange,
hitam, dan putih. Secara keseluruan untuk pencapaian
bentuk bervolume pada lukisan ini cenderung
mengaplikasikan tekstur semu yang didukung dengan
teknik pelukisan realis.Dengan ketelitian pengolahan
sapuan halus secara harmoni, menjadikan karakter/
ekspresi pada setiap figur atau bentuk mampu tergarap
dengan detail.
JURNAL 2
Objek :
Potret Diri Karya Koeboe Sarawan.
Lukisan Koeboe Sarawan,
Potret Diri, 2000,76 x 56 cm watercolor on paper.
(Foto Repro Dokumen Koeboe Sarawan)
Pendekatan :
Pada lukisan ini Koeboe menghadirkan sebuah
figur sapi bermuka manusia dan dua ekor sapi. Sosok
manusia yang hadir dalam lukisan ini bukan lain
adalah kreator lukisan itu sendiri yakni Koeboe
Sarawan. Dalam lukisan ini garis memang bukan unsur
utama sajian visual, namun garis dalam lukisan ini
cukup membangun kesan bahwa bentuk yang
dihadirkan seolah bergerak. Seperti halnya
pengulangan-pengulanan garis pada gelambir sapi
serta kerutan-kerutan pada bagian muka figur manusia.
Lebih dari itu peran garis dalam lukisan ini senada
dengan peran titik, yakni untuk membantu kesan
capaian detail.
Analisis :
Berpijak dari deskripsi karya seni lukis Potret
Diri ini mampu menumbuhkan interpretasi yang unik.
Secara tidak langsung dalam lukisan nampak suatu
internalisasi pribadi pelukis. Figur manusia yang
dihadirkan dalam lukisan ini bukan lain adalah sosok
kreator itu sendiri yakni, Koeboe Sarawan. Muka
Koeboe yang disatukan dengan tubuh sapi
memberikan arti bahwa Koeboe ingin
mengungkapakan kritik terhadap sikap manusia
melalui dirinya sendiri. Raut muka atau bentuk mimik
wajah yang disajikan terlihat digambarkan murung,
tidak bahagia ataupun sedih. Dapat dipahami bahwa
sapi adalah mahkluk yang diagungkan. Maka dalam
lukisan ini nampak bahwa Koeboe merasa dirinya tidak
pantas bilamana disejajarkan dengan sosok
keagungan. Untuk memperkuat curahan isi hatinya
dalam hal tersebut, nampak dalam lukisan ini
cenderung menghadirkan warna-warna yang
cenderung gelap (coklat, ochre, putih). Sehingga
secara khsusus melalui lukisan ini Koeboe nampak
menaruh harapan ataupun pesan kepada manusia
untuk merenungi atau intropeksi diri mengenai siapa
sesungguhnya manusia.
JURNAL 3
Objek :
Dalam Keheningan karya Koeboe Sarawan.

Lukisan Karya Koeboe Sarawan,
Dalam Keheningan, 2011, 200 x 150 cm
oil on canvas.
Pendekatan :
Dalam menjalani sebuah kehidupan manusia
tidak dapat menampik sebuah proses: dilahirkan,
hidup tumbuh dan berkembang, serta kembali
pada-Nya.
Ananlisis :
Pada lukisan ini Koeboe menghadirkan tiga
sosok bikhu sedang bermeditasi dengan posisi duduk
“bersila”. Dua figur bhiku dihadirkan condong di sebelah
kanan, dan satu bikhu diposisikan di sebelah kiri. Figur
bhiku yang hadir paling kiri atau nampak paling
belakang dilukiskan dengan menghadap ke belakang,
sehingga yang nampak daripada sosok figur ini adalah
kepala menunduk, dan punggung terbalut dengan jubah
merah gelap kecoklatan yang menjuntai.
Unsur-unsur seni rupa seperti titik, garis,
dan bidang dalam lukisan nampak dalam wujud
bentuk atau figur. Namun demikian, peran titik dalam
lukisan cukup penting, sebab dengan titik inilah
kesan detail mampu tercapai. Sedangkan untuk
warna dalam lukisan ini cukup fareatif yakni warna
merah, kuning, biru, ungu, coklat, hijau, orange,
hitam, dan putih. Secara keseluruan untuk pencapaian
bentuk bervolume pada lukisan ini cenderung
mengaplikasikan tekstur semu yang didukung dengan
teknik pelukisan realis.Dengan ketelitian pengolahan
sapuan halus secara harmoni, menjadikan karakter/
ekspresi pada setiap figur atau bentuk mampu tergarap
dengan detail.
Pengolahan gradasi warna dan garis horizontal secara harmoni, lukisan ini mampu menunjukakan
kedalaman ruang. Munculnya pengulanganpengulangan bentuk awan dan adanya kabut tipis pada
deretan pegunungan mampu menununjukkan adanya
dimensi gerak. Kontras dalam lukisan terlihat pada
kesan bentuk kain yang menjulur dan membelah
kanvas.
Warna-warna pada tiap figur sekilas
memang memiliki itensitas yan sama, baik itu pada
figur yang nampak jauh atau paling dekat. Akan tetapi
melalui pengolahan warna, ketepatan proporsi,
dan penempatan figur merupakan kunci utama
yang menjadikan lukisan ini tetap harmoni dan
balance.
Lebih dari sebuah teknik melukis yang
menuntut untuk sabar dan cermat, komposisi lukisan
ini pada lukisan ini cukup menarik dan mampu
menimbulkan konflik.Lukisan ini tidak sekedar
menyajikan sebuah alam yang luas dan nampak jauh
kedalam. Koeboe nampak berani dengan
menggambarkan figur atau bentuk lainnya dengan
intensitas yang sama kuat. Lukisan ini nampak dari
hasil cropping dari beberapa karya fotografi yang diolah
dan disatukan dalam sebuah karya seni lukis. Secara
keseluruhan melalui kualitas unsur maupun kerumitan
pengolahan unsur lukisan ini mampu membangun
sebuah suasana yang mistis, dramatis sepi sunyi dan fantastis.
Komentar
Posting Komentar