Kajian Literatur Fenomena Sub Kultur
1.
Keraf,
Gorys. (2010). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Pengertian Majas Eponim Menurut Ahli; Sebetulnya, hakikat dari majas
eponim ini sudah cukup jelas dan mudah untuk dipahami. Namun, sebagai bentuk
konfirmasi untuk memastikan bahwa informasi tersebut adalah benar, selalu
gunakan pendapat ahli sebagai bandingannya. Keraf (2010, hlm. 141)
mengungkapkan bahwa majas eponim adalah gaya bahasa di mana seseorang yang
namanya begitu sering dihubungkan dengan sifat tertentu digunakan untuk
menyatakan sifat yang sama. Disini Ican Harem membranding diri nya sebagai
seniman yang beraliran sub kultur, berikut adalah logo Harem yang di branding
oleh Ican Harem yang menggambarkan dirinya:
Harem Logo by Ican Harem
(https://icanharem.com/2021/05/18/nuke-kids/}
2.
Keraf,
Gorys. (2010). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Pengertian Majas Epitet Menurut Ahli: Majas epitet adalah gaya bahasa yang menggunakan frasa deskriptif yang memiliki sifat atau ciri khusus dari suatu hal yang sebenarnya ingin diungkapkan. Keraf (2010, hlm. 141) mengemukakan bahwa majas epitet adalah semacam acuan yang menyatakan sifat atau ciri yang khusus dari seseorang atau suatu hal yang memberikan keterangan berupa frasa deskriptif yang menjelaskan atau menggantikan nama seseorang atau suatu benda. Disini Ican Harem membuat sebuah karya yang bernama RAVE PASAR, dimana di dalam acara ‘Rave Pasar’ Ican Harem membuat pameran karya karya nya dengan digabungkan oleh acara musik.
Rave Pasar by Ican Harem
(https://icanharem.com/2022/04/14/ravepasar-ambruk/)
3.
Plot
regresif atau Flash back atau back tracking atau sorot-balik
(Nurgiyantoro, 2015: 214, Sayuti,2000: 58)
Alur
sorot Balik atau yang biasa disebut Flashback merupakan alur yang terjadi
karena pengarang mendahulukan akhir cerita dan setelah itu kembali ke awal
cerita. Pengarang bisa memulai cerita dari klimaks kemudian kembali ke awal
cerita menuju akhir. Flashback dengan masa lalu dari Ican Harem, pria kelahiran
asal Aceh.
Ican terlahir dari keluarga yang sangat kental
untuk masalah agamanya tapi sangat suka menggambar, yang awal nya ketika masih
kecil hanya suka menggambari teman-teman nya kartun seperti Dragon Ball, hingga
sekarang bisa menjadi seorang seniman yang besar.bahkan Ican Harem tidak
mengenyam pendidikan yang ada hubungan nya dengan seni, karena menurut-nya seni
itu muncul dari dalam diri bukan dipelajari.
Sumber : Interview Wendi Cagur
dengan Ican Harem (https://www.youtube.com/watch?v=3mPb27xE3SI&t=321s)
4.
Kesatupadanan.
Nurgiyantoro (2015:197)
Kesatupadanan mempunyai pengertian bahwa berbagai unsur yang
ditampilkan, khususnya peristiwa-peristiwa dan konflik, serta seluruh
pengalaman kehidupan yang hendak dikomunikasikan, memiliki keterkaitan satu
dengan yang lain. Dalam elemen kesatupadanan ini Ican Harem telah membuat suatu
penggabungan antara fashion show, pameran karya seninya, dan musik. Ketiganya
digabungkan menjadi 1 didalam suatu acara yang dibuat oleh ican harem.
5.
Undang-Undang
Nomor 24 tahun 2019 tentang Ekonomi Kreatif
Undang-Undang Nomor 24 tahun 2019 tentang
Ekonomi Kreatif bertujuan untuk mengoptimalkan kreativitas sumber daya manusia
yang berbasis warisan budaya, ilmu pengetahuan, dan/atau teknologi. Pengelolaan
Ekonomi Kreatif dan potensinya perlu dilakukan secara secara sistematis, terstruktur,
dan berkelanjutan. Melalui pengembangan Ekosistem Ekonomi Kreatif yang
memberikan nilai tambah pada produk Ekonomi Kreatif yang berdaya saing tinggi,
mudah diakses, dan terlindungi secara hukum.
Undang-Undang Nomor 24 tahun 2019 tentang Ekonomi
Kreatif memiliki tujuan untuk:
·
mendorong
seluruh aspek Ekonomi Kreatif sesuai dengan perkembangan kebudayaan, teknologi,
kreativitas, inovasi masyarakat Indonesia, dan perubahan lingkungan
perekonomian global;
·
menyejahterakan rakyat Indonesia dan meningkatkan
pendapatan negara;
·
menciptakan
Ekosistem Ekonomi Kreatif yang berdaya saing global;
·
menciptakan
kesempatan kerja barru yang berpihak pada nilai seni dan budaya bangsa
Indonesia serta sumber daya lokal;
·
mengoptimalkan
potensi Pelaku Ekonomi Kreatif; dan
·
Melindungi
hasil kreativitas Pelaku Ekonomi Kreatif.
Disini Ican Harem bisa di bilang
sudah membanggakan Indonesia dengan karya-karya nya yang sudah Go-Internasional,
dan membuat banyak turis asing yang berkunjung ke Indonesia untuk menyambangi
tempat Ican Harem. Dan ia juga sering bertandang kenegara-negara di eropa untuk
mempresentasikan karya nya.
Berikut adalah salah satu karya Ican Harem yang di pamerkan di Paris Fashion Week :
Paris Fashion Week
(https://www.parapuan.co/read/533174605/koleksi-greenlight-x-ican-harem-di-paris-fashion-week-2022-angkat-tema-traffic-tribe)
6. Haroen, D. (2014). Personal Branding. Jakarta. Gramedia Pustaka
Utama.
Buku Personal branding: personal branding yang dikemukakan oleh Dewi
Haroen mengemukakan bahwa personal branding merupakan persepsi yang tertanam
dan terpelihara di benak orang lain dengan tujuan bagaimana orang lain memiliki
pandangan/persepsi yang positif. Dalam hal personal branding, Ican Harem
menyajikan beberapa karya dan pencapaiannya terhadap karya tersebut sebagai
konten di media sosial (instagram & website) dengan mengeksplorasi fenomena
subkultur.
7. Maulana, Y, S. Hadiani, D. & Wahyuni, S. (2021). Pengaruh
penggunaan infuencer instagram terhadap citra merek dan dampaknya peningkatan
penjualan. Jurnal Economic & Business, 1 (2), 2775-57X.
Jurnal pengaruh penggunaan infuencer instagram terhadap citra merek dan
dampaknya peningkatan penjualan oleh Maulana, dkk mengemukakan bahwa influencer
adalah orang-orang yang memiliki followers atau pengikut yang cukup banyak di
media sosial dan memiliki pengaruh yang kuat terhadap followers atau pengikut.
Ican Harem memiliki followers hingga
puluhan ribu di instagram hal ini tentu membuktikan bahwa ican harem merupakan
seorang influencer yang dapat mempengaruhi oranglain.
8. Sobur, A. (2007). Karya seni sebagai media. Jurnal komunikasi 8 (2),
211-220.
Jurnal karya seni sebagai media oleh Alex Sobur memberikan pandangan bahwa karya seni itu media, media itu pesan. Karya seni memiliki pesan. Konten Ican Harem berisi karya seni dan pencapaiannya. Media yang di gunakan pun beragam, memberikan pandangan bahwa karya seni memiliki media beragam yang dapat memberikan pesan.
9. Zaenudin, M, N. (2016). Representasi tema subkultur Indonesia dalam
karya seniman Bandung periode 2010 - 2015 (study kasus karya seni Adhya
Ranadireksa, Henrycus Napit Sunargo, Mufti Priyanka, Panca Dwinandhika Zen, dan
Radi Arwinda). E-Proceeding of Art & Design 3 (2), 2355 - 9349.
Jurnal representasi tema subkultur Indonesia dalam karya seniman Bandung
periode 2010 - 2015 oleh Zaenudin, M, N berpendapat bahwa subkultur dapat
diartikan sebagai suatu kelompok orang yang memiliki cara hidup sendiri namun
secara demografis mereka tinggal dalam kebudayaan induk. Representasi subkultur
dapat ditemukan pada karya-karya seniman post modern. Pendapat ini menjadi
acuan bahwa karya-karya Ican Harem merupakan representasi fenomena subkultur.
10. Sobur, A. (2002). Bercengkerama dengan semiotika. Jurnal Komunikasi
3 (1), 2581-0758.
Jurnal bercengkerama dengan semiotika oleh Alex Sobur berpendapat bahwa
semiotika adalah suatu metode analisis untuk mengkaji tanda. Semiotika menaruh
perhatian pada apapun yang dapat dinyatakan sebagai tanda, sedangkan tanda
adalah semua hal yang dapat diambil sebagai penanda yang mempunyai arti
penting. Konten Ican Harem memiliki karya yang mengeksplorasi fenomena
subkultur serta pencapainnya, hal ini menjadi tanda dan penanda dalam memaknai
fenomena subkultur yang menjadi persepsi masyarakat.
Komentar
Posting Komentar